Selasa, 04 Oktober 2011

Isi Protocol Zionis versi Theodore Herzl

Artikel ini saya copas dari blog Aryanto Abidin untuk sekedar menambah pengetahuan kita semua dan sebagai dasar untuk mengungkap kasus-kasus "lucu" yang terjadi di negeri ini, mulai dari kasus bom, teroris dan drama-drama lain di negeri kita, yang mungkin terlintas dipikiran kita.

Berikut ini adalah paparan Protokol Zionis versi Theodor Herzl yang disusun tahun 1895 di Basel-Swiss. Pada versinya, protokol ini terdiri dari 24 Butir. Yang dipaparkan disini adalah Terjemahan Bahasa Rusia oleh Sergyei A. Nilus, yang kemudian dialihbahasakan kembali ke Bahasa Inggris oleh Victor E. Marsden dengan judul “The Protocols Of The Learned Elders Of Zion”.

PROTOKOL KE 1

Semboyan kita (kita disini maksudnya: zionisme/warga yahudi se dunia, x) hanya ingin mencapai tujuan dengan kekuatan militer, kecanggihan teknologi perang, dan memasyarakatkan hidup bersenang-senang mengejar popularitas. Pandangan hidup kita hanyalah mampu menindas terlebih dahulu, kemudian bertanggung-jawab dalam suatu persoalan, atau berbuat jahat dan memasang jerat halus demi kepentingan kita.

Kita pembuka jalan falsafah kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan yang menjadi topik aktual sepanjang masa (kini falsafah itu dikenal dengan istilah ‘demokrasi’, x). Mereka yang menjunjung falsafah itu sebenarnya belum berfikir secara matang dan dewasa. Falsafah itu sebenarnya tidak bernilai, dan banyak masyarakat kaum awam yang terkecoh, dan tidak menyadari bahwa pengertian falsafah itu sebenarnya masih rancu dan diliputi oleh awan gelap.

Kata-kata itu telah diulang berkali-kali, dan mereka tertarik dengannya padahal telah menghancurkan kemakmuran dunia dan kebebasan perorangan yang sesungguhnya. Orang-orang non-yahudi yang dianggap sebagai orang pandai dan berfikiran cerdas tidak memahami simbolisme yang terkandung dalam kata-kata yang diucapkannya itu; demikian pula mereka tidak melihat pertentangan yang terkandung di dalamnya, dan tidak pula menyadari bahkan dialam bebas tidak terdapat arti kata persamaan dalam bentuk apapun juga.

Slogan kita berupa kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan yang kita kumandangkan hanyalah jerat halus untuk menangkap mangsa dan sebagai sarana yang dapat menarik orang mendukung perjuangan kita dari seluruh pelosok dunia. Falsafah itu mampu membingungkan para pemimpin Kristen. Pada suatu saat falsafah itu mampu mematahkan tangga dan merontokkan persatuan. Dari sisi lain, falsafah itu akan menggulingkan kubu-kubu bangsawan non-Yahudi, yaitu kubu yang dipakai tempat perlindungan masyarakat yang hidup diatas planet bumi ini.

PROTOKOL KE 2