Artikel ini saya copas dari blog Aryanto Abidin untuk sekedar menambah pengetahuan kita semua dan sebagai dasar untuk mengungkap kasus-kasus "lucu" yang terjadi di negeri ini, mulai dari kasus bom, teroris dan drama-drama lain di negeri kita, yang mungkin terlintas dipikiran kita.
Berikut
ini adalah paparan Protokol Zionis versi Theodor Herzl yang disusun tahun 1895 di
Basel-Swiss. Pada versinya, protokol ini terdiri dari 24 Butir. Yang dipaparkan disini adalah
Terjemahan Bahasa Rusia oleh Sergyei A. Nilus, yang kemudian dialihbahasakan
kembali ke Bahasa Inggris oleh Victor E. Marsden dengan judul “The Protocols Of
The Learned Elders Of Zion”.
PROTOKOL KE 1
Semboyan
kita (kita disini maksudnya: zionisme/warga yahudi se dunia, x) hanya ingin
mencapai tujuan dengan kekuatan militer, kecanggihan teknologi perang, dan
memasyarakatkan hidup bersenang-senang mengejar popularitas. Pandangan hidup
kita hanyalah mampu menindas terlebih dahulu, kemudian bertanggung-jawab dalam
suatu persoalan, atau berbuat jahat dan memasang jerat halus demi kepentingan
kita.
Kita
pembuka jalan falsafah kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan yang menjadi
topik aktual sepanjang masa (kini falsafah itu dikenal dengan istilah
‘demokrasi’, x). Mereka yang menjunjung falsafah itu sebenarnya belum berfikir
secara matang dan dewasa. Falsafah itu sebenarnya tidak bernilai, dan banyak
masyarakat kaum awam yang terkecoh, dan tidak menyadari bahwa pengertian
falsafah itu sebenarnya masih rancu dan diliputi oleh awan gelap.
Kata-kata
itu telah diulang berkali-kali, dan mereka tertarik dengannya padahal telah
menghancurkan kemakmuran dunia dan kebebasan perorangan yang sesungguhnya. Orang-orang
non-yahudi yang dianggap sebagai orang pandai dan berfikiran cerdas tidak
memahami simbolisme yang terkandung dalam kata-kata yang diucapkannya itu;
demikian pula mereka tidak melihat pertentangan yang terkandung di dalamnya,
dan tidak pula menyadari bahkan dialam bebas tidak terdapat arti kata persamaan
dalam bentuk apapun juga.
Slogan
kita berupa kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan yang kita kumandangkan
hanyalah jerat halus untuk menangkap mangsa dan sebagai sarana yang dapat
menarik orang mendukung perjuangan kita dari seluruh pelosok dunia. Falsafah
itu mampu membingungkan para pemimpin Kristen. Pada suatu saat falsafah itu
mampu mematahkan tangga dan merontokkan persatuan. Dari sisi lain, falsafah itu
akan menggulingkan kubu-kubu bangsawan non-Yahudi, yaitu kubu yang dipakai
tempat perlindungan masyarakat yang hidup diatas planet bumi ini.
PROTOKOL
KE 2